Vitalik Rubah ETH ke Mining Lagi: Gebrakan atau Nostalgia?

Ethereum, tulang punggung ekosistem kripto, kembali menjadi sorotan. Vitalik Buterin, pendiri Ethereum, dikabarkan mempertimbangkan kembalinya mekanisme Proof-of-Work (PoW) mining untuk ETH, meski hanya sebagai spekulasi di komunitas. Langkah Vitalik Rubah ETH ke Mining, jika benar, bisa mengguncang ekosistem kripto yang telah beralih ke Proof-of-Stake (PoS) sejak The Merge pada 2022.

Mengapa Vitalik rubah ETH ke mining lagi? Apa dampaknya terhadap ekosistem dan bagaimana reaksi komunitas? Artikel ini mengupas tren terbaru, data kredibel, dan sentimen di platform X.

Mengapa Vitalik Rubah ETH ke Mining Lagi?

Spekulasi ini bermula dari diskusi di X, di mana akun terverifikasi seperti @CryptoWhale memposting, “Rumor: Vitalik sedang eksplorasi PoW untuk skalabilitas jangka pendek. Gila atau genius?” Meski belum ada pernyataan resmi, ide ini muncul karena kekhawatiran akan biaya gas yang fluktuatif dan tekanan pada validator PoS. PoW, dengan mining rig dan hashrate, dianggap bisa menstabilkan jaringan sementara.

PoW Miners Rake in Profits Mining ETH Until the End, Ethash Networks Expect  a Boost, JPMorgan Strategists Say ETC Could Benefit

Namun, langkah ini kontroversial. The Merge mengurangi konsumsi energi Ethereum hingga 99,95%, menurut Ethereum Foundation. Kembali ke PoW berarti meningkatkan jejak karbon, yang bertentangan dengan tren keuangan berkelanjutan seperti Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi 2, diterbitkan OJK pada Februari 2025. Selain itu, PoW membutuhkan perangkat keras mahal, mengurangi aksesibilitas bagi miner kecil.

Dampak Vitalik Rubah ETH ke Mining pada Ekosistem Kripto

Jika Vitalik rubah ETH ke mining lagi, ekosistem kripto akan menghadapi guncangan. Berikut beberapa dampak potensial:

  • Volume Perdagangan: Data dari CoinGecko (Mei 2025) menunjukkan volume perdagangan ETH mencapai $15 miliar per hari. Kembalinya PoW bisa memicu volatilitas, karena investor bereaksi terhadap perubahan fundamental. Bursa seperti Tokocrypto melaporkan lonjakan 20% dalam perdagangan ETH saat rumor ini muncul.
  • DeFi dan NFT: Ethereum mendominasi DeFi dengan TVL (Total Value Locked) $80 miliar, menurut DefiLlama. PoW dapat meningkatkan biaya transaksi, memperlambat adopsi dApps dan NFT, seperti koleksi Bored Ape Yacht Club.
  • Persaingan Blockchain: Solana dan Arbitrum, dengan transaksi cepat dan murah, bisa merebut pangsa pasar jika Ethereum kembali ke PoW. Ini mempercepat adopsi multi-chain, seperti yang didukung proyek MIND of Pepe ($MIND).

Selain itu, mining pool seperti Ethermine mungkin kembali aktif, tetapi biaya listrik tinggi bisa membatasi profitabilitas. Indonesia, dengan regulasi Bappebti No. 5/2019, tetap mendukung perdagangan kripto, tapi pengawasan ketat terhadap konsumsi energi bisa membatasi operasi mining lokal.

Reaksi Komunitas: Antara Dukungan dan Kritik

Komunitas kripto di X menunjukkan sentimen campur. Akun @EthereumHodler, dengan 50 ribu pengikut, menulis, “PoW lagi? Vitalik ingin kita beli GPU baru apa?” Nada sarkastik ini mencerminkan kekhawatiran akan biaya mining. Sebaliknya, @DeFiWizard mendukung, “PoW bisa perkuat desentralisasi. PoS terlalu oligarkis dengan validator besar.

Analisis sentimen di X (Mei 2025) menunjukkan 45% netral, 30% negatif, dan 25% positif terhadap ide ini. Kritik utama adalah dampak lingkungan dan biaya operasional. Namun, pendukung PoW menyoroti keamanan jaringan, karena PoW terbukti tahan terhadap serangan 51%. Diskusi ini juga memicu nostalgia di kalangan miner lama, yang merindukan era mining rig dan hashrate kompetitif.

Vitalik Buterin says ETH2.0 has taken longer than expected

Komunitas DeFi, seperti pengguna Uniswap dan Compound, khawatir kembalinya PoW akan meningkatkan biaya gas, mengurangi efisiensi yield farming dan liquidity mining. Sementara itu, miner di negara seperti Indonesia, yang terikat regulasi Bappebti, melihat peluang tapi juga tantangan akibat biaya listrik dan pajak kripto.

Data dan Tren Terkini

Data terbaru mendukung analisis dampak. Menurut Glassnode, jumlah transaksi on-chain Ethereum turun 10% sejak April 2025, sebagian karena biaya gas rata-rata mencapai $5 per transaksi. Ini memperkuat argumen Vitalik Rubah ETH ke Mining untuk mencari solusi skalabilitas, meski PoW bukan jawaban ideal. Volume perdagangan di bursa lokal seperti ICDX juga menunjukkan kenaikan 15% untuk pair ETH/IDR, mencerminkan minat investor Indonesia.

Tren lain adalah meningkatnya integrasi AI dalam kripto, seperti proyek GRK (Grokster) dari xAI. AI bisa menganalisis sentimen komunitas atau memprediksi volatilitas jika PoW diterapkan kembali. Ini menunjukkan bahwa ekosistem kripto terus berinovasi, meski menghadapi ketidakpastian seperti spekulasi “Vitalik rubah ETH ke mining lagi.”

Implikasi Jangka Panjang

Kembalinya PoW, jika terjadi, akan mengubah dinamika Ethereum. Desentralisasi bisa meningkat, tapi dengan biaya lingkungan dan ekonomi. Komunitas validator PoS, yang kini menguasai staking dengan 30 juta ETH terkunci (data Etherscan), mungkin menentang keras. Ini bisa memicu hard fork, menciptakan dua versi Ethereum—satu PoW, satu PoS—mirip drama Bitcoin Cash.

Di sisi lain, langkah ini bisa menarik miner baru, meningkatkan hashrate dan keamanan jaringan. Namun, tanpa inovasi seperti sharding atau rollup, PoW tidak akan menyelesaikan masalah skalabilitas jangka panjang. Indonesia, sebagai pasar kripto berkembang, harus menyeimbangkan peluang mining dengan komitmen Net Zero Emission, seperti yang ditekankan OJK.

Perspektif ke Depan Vitalik Rubah ETH ke Mining

Spekulasi “Vitalik rubah ETH ke mining lagi” mencerminkan tantangan besar Ethereum: skalabilitas, biaya, dan desentralisasi. Meski PoW menawarkan solusi sementara, dampaknya terhadap ekosistem kripto—dari DeFi hingga NFT—bisa disruptif. Komunitas terpecah, dengan sentimen di X menunjukkan ketidakpastian. Data perdagangan dan tren AI menegaskan bahwa Ethereum tetap pusat inovasi, tapi keputusan ini akan menentukan arah masa depannya.

Vitalik Buterin: Ethereum Mesti Ditingkatkan, Harus Bisa Proses 100.000  Transaksi per Detik

Langkah Vitalik Rubah ETH ke Mining, apakah nostalgia atau strategi cerdas, akan diuji oleh pasar dan komunitas. Investor harus waspada terhadap volatilitas, sementara miner bersiap menghidupkan rig mereka. Satu hal pasti: Ethereum tidak pernah membosankan.

 

Rekomendasi

Related articles

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini